Pantai Petitenget, merupakan salah satu Pantai yang terletak di Desa Kerobokan sekitar 15 menit dari Bandar Udara Ngurah Rai Bali yang kebetulan satu garis pantai dengan Pantai Kuta dan Legian. Berbeda dengan Pantai Kuta dan pantai Legian, Pantai ini relatif lebih sepi dan tenang sehingga menjadi tempat yang tepat untuk menikmati tenggelamnya matahari di sore hari.
Kenapa pantai ini dinamakan Petitenget ini berhubungan
dengan mitos Pura Petitenget yang berada di tepi pantai ini. Konon dulunya
kawasan ini merupakan daerah yang angker sebelum dibangun pura. Menurut cerita
pada zaman dahulu ada seorang Resi bernama Dang Hyang Nirarta. Sebelum
melanjutkan perjalanaan menuju Pura Uluwatu, Dang Hyang Nirarta singgah dan
bertemu denganBatara Masceti, disela sela pembicaraan terlihat bayangan hitam
yang bersembunyi semak-semak setelah dipanggil keluar ternyata Bhuta Ijo. Akhirnya
Bhuta Ijo diberi mandat dan kesaktian untuk menjaga peti pecanangan (tempat
sirih). Saking setianya Bhuta Ijo setiap penduduk yang datang
kekawasan ini untuk mencari kayu bakar dibuat sakit oleh Bhuta Ijo karena
dianggap ingin mengambil peti pecanangan. Akhirnya agar makhluk gaib tersebut
tidak lagi mengganggu atau mengusik ketenangan masyarakat, dibuatkan bangunan
suci untuk tempat pemujaan dan diberi nama Pura Petitenget (peti artinya peti
dan tenget artinya angker jadi kalau dijabarkan Petitenget mempunyai pengertian
peti yang angker). Sejak saat itu karena berada dalam satu kawasan maka
pantainya juga (http://wisatadewata.com/article/wisata/pantai-petitenget)
Kebetulan beberapa waktu lalu aku diculik oleh salah seorang teman untuk menemaninya menikmati indahnya sunset di Pantai Petitenget dan mengabadikannya dengan kameraku. Berikut sedikit gambaran dari lensa kameraku
Grey 2013
Tidak ada komentar:
Posting Komentar