18 Nov 2011

Aku dan Amarah ku

"saya sudah mengikuti semua anjuran dokter, dari minum vitamin, menghindari makanan dan minuman pantangan, berolah raga dan hidup teratur, tetapi mengapa saya masih bisa terkena serangan penyakit ini, bahkan belum sebulan lamanya sejak dokter mengatakan bahwa saya sudah sembuh???"

Setelah mendengar keluh kesahku dan melakukan beberapa pemeriksaan, dokter pun akhirnya menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi padaku. Pada intinya tubuhku sehat dan tak ada masalah dengannya, tetapi pikiranku lah yang tidak sehat. Karena melihat raut wajahku yang bingung, dokterpun menjelaskan padaku bahwa, dalam hidup perlu adanya keseimbangan antara tubuh dan fikiran. tak hanya tubuh yang perlu istirahat, tetapi fikiran pun perlu juga. ibarat komputer, jika terus menerus digunakan dalam waktu yang panjang maka prosesor di dalamnya bisa saja tiba-tiba menjadi error, begitu juga dengan otak dan fikiran manusia.

kalimat dokter tersebut melayang semalaman di otak ku dan ternyata semuanya benar. Otak ku terlalu penuh dengan pekerjaan ku, terlalu tegang setiap kali menghadapi sebuah masalah dan bahkan aku tak ingat lagi kapan terakhir kalinya aku tertawa lepas tanpa beban di fikiranku.

"kenapa, kenapa aku bisa jadi seperti ini, mengapa aku bisa berubah sejauh ini?"

Aku merasa kehilangan diriku yang sebenarnya, dimana aku yang dulu yang selalu ramah terhadap setiap orang? dimana aku yang dulu yang selalu tersenyum dalam keadaan apapun? dimana aku yang dulu yang selalu bersikap spontanius dan selalu bisa membuat orang tertawa dengan tingkah konyol ku???

"Siapa orang ini? orang yang selalu bermuka masam dan tegang, selalu berfikir negatif terhadap apapun, selalu menngikuti aturan-aturan dan bahkan sering mengesampingkan alasan-alasan moral guna mencapai kesempurnaan hasil dan selalu berkata kasar ketika amarah telah menguasai pikiran"

Arrrrrrgggggggghhhhhhhhhhhhhhhh!!!

Akhir bulan Oktober kemarin, entah disengaja apa tidak, aku bertemu dengan salah seorang wanita tepat disaat aku sedang mengalami kehancuran hati untuk kesekian kalinya. dan ke ruwetan hidup. Wanita ini seperti bayanganku saja, tahu segalanya mengenai aku tetapi tak terjamah olehku. Singkat cerita wanita inilah yang akhirnya menamparku dengan kalimat

"kamu telah kalah, kalah dengan musuh yang ada di dalam dirimu sendiri, yaitu amarah"

Menurutnya, amarah telah mengambil alih tubuhku bahkan sampai menguasai pikiranku dan hal inilah yang membuatnya sedih. Tetapi kesedihannya justru membuatku tersadar bahwa aku telah kehilangan diriku sendiri dan akhirnya kehilangan kehidupanku.

Kehadiran wanita ini dalam hidupku ibarat oase di tengah gersangnya pemikiran sehat ku. dan krisis kepercayaan yang berkepanjangan. Dengan telaten dan penuh kesabaran, secara perlahan ia membangkitkan kembali memoriku tentang kehidupan yang sehat jiwa dan raga. Santun perilakunya, sopan tutur bahasanya serta dewasa pemikirannya membuatku malu jika bersanding dengannya.

Perlahan tapi pasti, aku berusaha sekuat ku untuk bisa lebih mengontrol amarah, sedikit me-relax-kan pikiran dan menjalani hidup dengan lebih santai. Kemarin secara spontan aku bertindak konyol saat istirahat makan siang. Dengan spontan, aku menirukan gaya berjalan JUPE di atas catwalk yang akhirnya membuatku dan rekan-rekan kerjaku tertawa lepas bahkan kami sampai menjadi pusat perhatian di staff canteen. Kejadian itu adalah pertama kalinya aku merasa bahwa inilah diriku, yang seperti inilah aku yang sebenarnya.

Tuntutan pekerjaan dan tanggung jawab ternyata telah merebut semua milikku. apa yang aku hasilkan dengan keringatku sendiri seolah tak berarti jika harus kehilangan jati diri ku yang sebenarnya.

Terima kasih karena telah menyadarkanku, terima kasih.