15 Jun 2012

Untitled




Pengalaman adalah ilmu kehidupan yang tidak diajarkan oleh sekolah manapun di dunia ini.

Enam tahun sudah sejak pertama kali aku memantapkan hatiku menjalani kehidupan sebagai seorang lesbian. Banyak sekali pengalaman hidup yang aku dapatkan selama enam tahun berkecimpung di jalan ini. Dengan menjadi seorang lesbian aku mendapatkan ilmu kehidupan yang tidak diajarkan oleh sekolah ataupun universitas manapun di dunia ini. Suka, duka, sedih, senang, intrik, penghianatan, penipuan, perjuangan, persahabatan dan cinta adalah pengalaman berharga yang membentuk aku menjadi aku yang sekarang.


Sesekali pernah aku merasa lelah dan ingin mengakhiri semuanya. Tetapi kembali lagi aku berfikir aku tidak meminta dilahirkan sebagai seorang lesbian tetapi kenyataannya aku terlahir sebagai seorang lesbian dan aku akan menjalani hidupku sebagai seorang lesbian. Memang berat dan bisa dibilang sangat berat karena tidak mudah menjadi orang yang berbeda terlebih lagi minoritas yang lebih sering dianggap sampah masyarakat tetapi seiring dengan berjalannya waktu semua akan terasa ringan, terlebih lagi jika kita menjalani apa yang kita yakini maka selalu ada jalan untuk kaki kita melangkah.


Sebenarnya aku lebih beruntung dibandingkan teman-teman yang lain. Terlahir di jaman yang sudah lebih modern dalam era globalisasi dimana pengetahuan mengenai LGBT sudah bukan hal yang tabu lagi sehingga adalah hal yang biasa jika seseorang lebih memilih hidup sendiri dibandingkan menikah dengan laki-laki.Ya meskipun masih ada sesekali suara-suara sumbang yang mencibir seseorang wanita yang tidak menikah terlebih lagi jika tinggal di daerah yang adat dan budaya yang sangat kuat dan mendarah daging.


Kini, semuanya berbuah manis. Keluarga yang sudah bisa menerima keadaanku (walaupun sesekali ada saja laki-laki yang dibawa kerumah untuk dikenalkan kepadaku), atasan dan kolega yang tidak pernah mempermasalahkan urusan pribadiku walaupun mereka mengetahui keadaanku dan yang terpenting kekasih yang dengan tulus selalu mendukung setiap langkah kakiku meraih impian dan cita-cita.

@Grey 2012

11 Jun 2012

Gara-Gara Konser Tunggal





Ibarat film kartun, Tom & Jerry merupakan refleksi dari saya dan si Bun2. Baik dari segi fisik maupun tingkah laku Tom and Jerry benar-benar bisa menjadi cerminan kami. Secara fisik Bun2 adalah Tom (besar) dan saya adalah Jerry (mungil). Secara watak juga mirip, saya jahil dan Bun2 gampang marah. Meskipun sering berantem tapi kami tetap saling merasa kangen klo tidak mendengar suara satu sama lain. Apalagi si Bun2, dia bisa uring-uringan semalem suntuk klo tidak mendengar suara merduku ini…*Geer. Apalagi status kami yang LDR-an, dan tahu sendirilah telepon adalah senjata pamungkas kami untuk berkomunikasi dan tanpa alat sakti itu mungkin hubungan kita gak akan selancar jaya sekarang (lancar segala-galanya, lancar bercanda, lancar saling ngejek, lancar berantem, pokonya lancar car car…..).


Oh iya ada satu kebiasaan kita saat teleponan yaitu sesi tebak lagu. Tampang tidak menjamin selera lagu oke loh. contohnya si Bun2, tampang gaul, usia muda tapi selera lagunya hadeeeehhh.. ampun-ampun deh. Lagu-lagu koleksinya jadul poenya, generasi Bapak ama Ibunya waktu masih pacaran, beda sama seleraku yah meskipun gak terlalu lagu-lagu up to date tapi setidaknya masih lagu-lagu era ‘97 ke atas. Mulai dari pop, slow, rock, R&B, dan irama yang agak-agak nge-beat aku suka, termasuk dangdut beberapa aku suka. Tak jarang saat kita karaokean, kita tidak pernah satu selera dalam bernyayi, pengen duet bingung lagu apa kira-kira yang cocok buat kita. Alhasil kami seperti latihan olah vocal, dia nyanyi sendiri dengan pilihan lagu jadulnya dan aku nyanyi sendiri dengan pilihan laguku juga. Oh iya back to the topic tebak lagu, siang tadi entah kenapa saat kita lagi teleponan aku iseng muter lagu kesukaanku sembari menirukan lirik lagunya. Si Bun2 hanya mendengarkan dengan anteng aku bernyanyi, dan saat seperti inilah yang benar-benar aku maksud konser tunggal yang sesungguhnya karena hanya satu penyayi dan satu pendengar hahahahahaha *maksa.com


Lagi asyik-asyiknya bernyanyi si Bun2 memberi tebakan lagu, yah seperti biasalah dia tidak jauh-jauh dari lagu jadul. Tetapi saking konsennya aku nyanyi aku gak menggubris tebakannya itu dan alhasil marahlah si Bun2 karena merasa dicuekin.

“Ya udah klo ayank mau nyanyi, nyanyi aja dulu”, katanya dan mematikan telpon seketika.

“Matilah anak ayam” *gerutuku dalam hati

Gawat nih si Bun2 klo udah marah seperti itu dan aku sengaja tidak menelpon balik karena gak enak hati udah bikin dia marah. Beberapa saat kemudian aku telpon balik dia tapi ternyata dia masih marah dan giliran aku yang dicuekin. Baiklah daripada saling cuek kayak gini mendingan aku kasi dia waktu aja sementara sambil mematikan ke dua handphone ku beberapa jam sampai menunggu marahnya Bun2 reda.

Tralalaaaa…after few hours, I turn on my handphone. Ting tong…ting tong…suara bbm masuk dari Bun2. Sederetan message dari Bun2, mulai dari pertanyaan kenapa hape dua-duanya dimatiin?, Permintaan maaf sampai pada gambar tattoo tulisan namaku di lengan kirinya. Duuhhh romantis juga si Bun2, bikin hatiku luluh lantah. Akhirnya kita baikan lagi. Dan dunia Tom and Jerry bersinar lagi.


Ternyata LDR itu tidak mudah, disamping butuh dana extra (kalo pengen ketemuan terutama saat kangen kita udah memuncak di ubun-ubun), ada beberapa ego yang mesti kita buang jauh-jauh. Pengertian dan kepercayaan yang tinggi sangat mutlak diperlukan serta yang tak kalah pentingnya adalah komunikasi yang baik. Komunikasi yang baik adalah kunci dari sebuah hubungan yang baik. Makanya sekarang kita buat janji kalo ada masalah tidak boleh mematikan handphone karena akan ada konsekuensinya jika ada salah satu dari kami yang melanggar janji ini...

@AWD 2012