12 Okt 2012

Tentang Rasa

Sepertinya sudah lama aku tidak menyumbang tulisan di lapak si Bun2, baiklah tanpa mengurangi niat tulusku untuk menyumbang tulisan kali ini aku akan menceritakan sedikit cerita diantara kami.

Siang itu, kami lagi mengobrol lewat telpon (as you know deh gaya pacaran orang LDR) tentang akun fb, tiba-tiba si Bun2 teringat dengan akun fb lama yang sudah dia deactivate-kan. Obrolan kami jadi melebar kemana-mana terutama menyangkut ke mantan. Alhasil lanjutlah kita buka-bukaan tentang mantan masing-masing. Kata dia, jantungnya terasa berhenti berdetak saat liat foto si mantan padahal sudah lama dia putus dan tidak pernah berhubungan dengan mantannya. Sebaliknya aku agak terkejut juga mendengar pengakuannya, secara selama pacaran denganku saja dia gak pernah bilang seperti itu tapi buru-buru perasaanku ini kutepis karena aku berfikir ya wajarlah namanya juga mantan, orang yang pernah mengisi hari-harinya di masa lalu. Kata dia lagi, semua perasaan tertumpah campur aduk saat dia liat foto si mantan tapi yang paling dominan adalah rasa perih. Ya rasa perih.

Aku bisa memaklumi perasaannya karena aku juga punya mantan namun yang kurasakan saat lihat foto mantan dengan apa yang dirasakan Bun2 saat lihat mantannya tidaklah sama. Jujur kalau ditanya perasaanku saat lihat foto si mantan tak ubahnya aku melihat objek keseharian. Aku justru terkesan dengan alam, dengan suasana mendung pagi di kota mantan dan ha-hal kecil tentang kebersamaan saat itu. Tak jarang mendung di pagi hari sering membuatku galau, seperti memutar balik suasana pagi di kota itu.
Nilai rasa memang tidak selalu sama pada setiap orang, ketika kita melihat objek itu berharga, indah, baik atau buruk adalah tergantung korelasi kita dengan si objek. Semakin dekat korelasi kita dengan si objek maka penilaian kita akan cenderung subyektif dan mengesampingkan logika. Tak heran kalau cinta itu tanpa logika.
Memutar balik kisah-kisah kami dengan mantan bukanlah bermaksud membangkitkan luka lama, bukan juga untuk membuat pasangan cemburu atau menjelek-jelekkan mantan, namun sebagai pelajaran yang kita ambil hikmahnya untuk menata masa depan. Masa lalu adalah cermin proses belajar dalam hidup.

Cinta memang merupakan keharusan dalam suatu hubungan tapi bukan berarti cinta adalah segalanya dalam suatu hubungan. Aku tahu, perasaan cinta si Bun2 kepadaku tidaklah sebesar perasaan cintanya kepada mantan pertama begitu pun sebaliknya. Tapi aku selalu punya keyakinan kalau si Bun2 tidak akan bisa hidup tanpa diriku (*asli lebay) karena dia sudah ada keterikatan bathin denganku *ini efek upgrade pelet semalem, dukunnya top margotop!

Let’s say thanks to the past and welcome to the future.




@AWD 2012