Cuaca malam ini begitu panas di
Bali yang membuatku tidak bisa tidur dan jadilah ditinggal bo2 sama si Udul2.
Nonton tv tp ga ada acara yang bermutu, dengerin radio, ga ada yg menarik
programnya. Fhiuuuh, jadilah kuhidupkan lappie sambil duduk bersandar di sofa
dan diiringi lagu2 koleksi mp3 yg kuputar dari home theater di kamar.
Malam ini aku mau sharing hobby
baruku yaitu gowes. Jadi ceritanya dua bulan lalu ada seorang teman lama yang
lagi kecanduan gowes dan akhirnya mengajakku serta. Awalnya aku bingung karena
tidak punya sepeda gayung (MTB) jadi aku minta ijin si Udul2 buat beli sepeda
baru dan kebetulan dia juga mendukung keinginanku (maklum dia itu punya obsesi
membuat aku kurus). Jadilah aku survey ke beberapa toko sepeda tapi anehnya
dari sekian banyak pilihan, tidak ada satupun yang nyangkut dihatiku. Akhirnya
aku meminta advice dari bokap siapa tau dia punya kenalan yang punya toko
sepeda. Tidak lama setelah aku mengutarakan keinginanku untuk membeli sepeda
gunung kepada bokap, tiba2 di garase rumah terpampang sebuah sepeda gayung
berwarna hijau stabilo. Dan yang lebih
membuatku kaget adalah ternyata sepeda yang aku lihat itu adalah sepeda
gayungku jaman SMP dulu yang sudah di perbaiki dan di cat ulang oleh bokap (
bokapku the best lah). Memang hasilnya tidak sebagus sepeda gunung baru tapi
aku benar2 jatuh cinta pada si hijau itu.
Akhirnya hari yang dijanjikan
oleh temanku untuk bersepeda bareng pun tiba juga. Setelah berpamitan dengan si
Udul2 dan dengat semangat 45 yang membara, perlahan tapi pasti ku kayuh
sepedaku. Aku masih ingat rute awal pertama kali aku gowes adalah Denpasar –
Legian – Denpasar sejauh 10 km (pp) yang aku tempuh dengan waktu 1,5 jam (pp).
Begitu sampai di rumah, tulang2 di sekujur tubuhku terasa mau copot semua dan
yang paling parah, aku harus menahan pegal di bokongku selama tiga hari tiga
malam (menyebalkan).
Beberapa hari setelah kejadian
tersebut, aku mencoba gowes dengan menempuh rute2 pendek sekitar rumahku. Tanpa
terasa, perlahan tubuhku mulai bisa menyesuaikan dengan kegiatan baruku ini dan
impact nya adalah aku seperti ketagihan untuk mencoba rute2 baru yang lebih
jauh, lebih jauh, dan lebih jauh lagi. Untuk hari kerja, aku biasanya gowes
setelah pulang kerja dari pukul 6 sore sampai pukul 8 malam dan rutenya selalu
sama yaitu Denpasar-Imam Bonjol-Nakula-Sunset Road-Bypass Ngurah Rai-Denpasar
setiap 2 hari sekali. Sedangkan untuk weekend (sabtu-minggu) aku bisa gowes 2
kali dalam sehari yaitu dipagi dan sore hari dan rutenya bervariasi seperti
daerah Seminyak, Legian, Kuta, Sanur dan sekitarnya.
Adapun rute terjauh yang pernah
aku tempuh adalah pada hari sabtu lalu yaitu Denpasar-Pemogan-Bypass Ngurah
Rai-Sanur-Danau Tempe-Sidakarya-Sesetan-Denpasar dengan total jarak kurang
lebih 25 km dan memakan waktu 2 jam. Dalam perjalanan tersebut, aku
menyempatkan diri untuk mampir di Pantai Merta Sari Sanur untuk menikmati
sunrise dengan melewati kawasan mangrove.
Hari ini pun sepulang kerja aku
gowes dengan tujuan melihat sun set di pantai 66 (double six) Legian. Berhubung
jam 6 sore aku baru berangkat dari rumah jadi begitu sampai di tkp , matahari
sudah tidak terlihat lagi. Tapi tak apa, setidaknya aku bisa mengurangi sedikit
kepenatan pikiranku karena pekerjaan dengan gowes.
Grey 2013
Tidak ada komentar:
Posting Komentar