17 Nov 2013

UDUL2 vs KETIAKKU

Kebiasaan apa yg biasanya dilakukan oleh pasangan kalian saat kalian sedang bersama??? Nah ini dia yang akan aku bagi saat ini.

Liburan pertama kami di Yogya sekaligus menjadi pertemuan pertama kami. Masih jelas sekali di ingatanku pertama kalinya aku melihat dia keluar dari pintu kedatangan di Bandara Adi Sucipto Yogyakarta. Ah seperti mimpi yang jadi kenyataan rasanya. Singkat cerita, malam harinya ketika aku sudah tertidur nyenyak tiba-tiba aku rasakan ada sesuatu yang bergerak-gerak di ketiakku. Spontan aku terbangun dan mendapati Si Udul2 sedang sibuk mencari posisi yang pas dibawah ketiakku. OMG!!!!!, "Ayank, kmu lagi ngapain" tanyaku. "Aku ga bisa bo2, ga pa2 kan aku bo2 diketiakmu? tanyanya sambil memelas. Mau ga mau aku mengiyakannya. Dan hasilnya, sepanjang malam itu entah berapa kali aku kaget dan terbangun sambil berkata "sini2 ayank, bo2 di ketiakku" (menurut Si Udul2 sih) dan itu terjadi selama kami berada di Yogya, setiap malam.

Tenyata kegiatan tidur dibawah ketiakku yang dilakukan oleh Si Udul2 tidak hanya berhenti selama di Yogya saja. Sepulang dari Yogya, kami sempat menginap di salah satu hotel di Denpasar dan kembali lagi kegiatan tidur diketiakku dilakukannya. "Ah, mungkin hanya sementara saja" pikirku tetapi tidak. ternyata tidur dibawah ketiakku sudah menjadi kebiasaan buat Si Udul2. Pernah aku mengunjunginya pada Bulan Mei 2012, selama seminggu aku tinggal di Batam dan hasilnya 7 hari 7 malam si Udul2 tidur dibawak ketiakku. Tetapi ada satu malam yang tidak ia lakukan kebiasaannya itu, yaitu sepulangnya aku dari ICU krn penyakit Maag ku yang tiba2 saja kambuh (mungkin karena dia tidak ingin menggangguku).

Di Bulan Maret tahun 2013, aku kembali mengunjunginya di Batam, waktu itu hanya tiga hari saja aku disana. dan kembali lagi dia melakukan kebiasaan tidur di ketiakku. Waktu itu aku merasa benar-benar lelah dan aku pun berkata kepadanya "ayank, maaf aku ga bisa bo2 klo kamu kek gini terus". akhirnya dengan wajah yang masam Si Udul2 langsung berpindah posisi memeluk gulingnya sambil berkata "dasar Bun2 pelit"

Bulan depan, kami akan liburan bersama si Singapore selama 4 hari 3 malam dan aku akan menjemputnya terlebih dahulu ke Batam. Entah kebiasaannya  itu masih ada atau tidak disaat kita di Singapore nanti.

Pada intinya aku tidak keberatan dengan kebiasaannya si Udul2 itu hanya saja mungkin aku butuh waktu untuk membiasakan diri saja. Ya bagaimanapun kedepannya aku akan sering tidur dengannya karena balik dari Singapore, dia akan menetap di Bali. Ya walaupun kami mungkin tidak tinggal bareng, tapi setidaknya frekuensi pertemuan kami akan semakin sering.

Grey 2013


6 Nov 2013

Wisata Kuliner di Batam

Tak ada bosan rasanya untuk mengulas kota kecil ini. Sebelumnya aku pernah menilis mengenai kota ini di artikel Oleh-Oleh Dari Batam http://grey-andrew.blogspot.com/2012/05/oleh-oleh-dari-batam-honeymoon-part-2.html dan kini aku akan mengulas kembali mengenai salah satu tempat wisata kesukaanku ini.


Ada beberapa kolega yang padaku, bertanya kenapa aku suka sekali pergi ke Batam bahkan hampir setiap tahun menyempatkan diri untuk ke Batam? apa spesialnya di Batam yang tidak ada di Bali?. Tentu saja jawaban pertama yang keluar dari mulutku adalah makanannya, makanan dari berbagai wilayah terutama makanan melayu yang jenisnya tak bisa kuhitung lagi. Selain wisata kuliner, Batam juga merupakan surga bagi shopaholic . Tapi berhubung saya tidak terlalu suka shopping, maka saya tidak terlalu memberikan perhatian khusus untuk hal tersebut.

Batam, kota ini memang tidak asing lagi buatku karena di kota inilah seakan tak ada puas nya aku berwisata kuliner. Dari resto mewah sampai di pasar pagi yang becek sudah pernah kujabanin dan justru makanan-makanan yg kelas kaki lima atau kelas pasar becek lebih memuaskan taste lidahku dibandingkan dengan resto-resto mewah.

Untuk kelas resto dan Bistro, saya pernah mencoba La Cruise Batam, Empek2 Pak Raden, Grand Duck, Bistro Godiva, dll dan hasilnya hanya Grand Duck yang bisa mencuri hati saya. Untuk kelas kaki lima Pasar Pagi Penuin selalu menjadi pilihan pertama saya. Segala jenis masakan tersedia mulai dari roti pratta, ayam hainan, epok-epok, otak-otak basah, laksa, siobak, gonggong, jajanan pasar ah pokoknya banyaaaaaak sekali. Dan yang menjadi primadonanya adalah ayam hainan dan roti pratta. 

Oh iya, ada satu lagi tempat kesukaan saya yaitu morning bakery. dari sekian banyak cabang, saya paling suka nongkrong di morning bakery windsor. Walaupun bisa dibilang tempat ini yang paling ramai dibandingkan dengan lokasi lainnya, tapi entah mengapa saya nyaman sekali ditempat ini. menikmati secangkir kopi hitam pekat yang pahit dan sepotong roti sudah lebih dari cukup untuk mengawali hari yang panjang di Batam.

Batam memang tak seindah Bali, tapi kota ini akan selalu punya tempat spesial dihatiku ^_^ .


Note:

Cobalah untuk breakfast di Swiss Belinn Jodoh - Batam. Mereka mungkin tidak punya fasilitas mewah hotel bintang 5 tapi pilihan menu di buffet breakfast nya setara kualitas hotel bintang 5 (highly recommended).

Grey 2013




Pondok Ikan Bakar Batam Center 

Lo Ma Kai Grand Duck
  
Sate Padang Nagoya Hill

Ayam cabai hijau 808 Windsor


Ayam Taliwang Pelita


Martabak Sari Eco (Juara)

Otak2 Basah

Morning Bakery

Roti Pratta Pasar Penuin

Siobak Pasar Penuin

Ayam Hainan Pasar Penuin (Juara)

Epok2 Astro

Gulai Ikan di (lupa nama resto padangnya)



Sunset di Pantai Petitenget

Pantai Petitenget, merupakan salah satu Pantai yang terletak di Desa Kerobokan sekitar 15 menit dari Bandar Udara Ngurah Rai Bali yang kebetulan satu garis pantai dengan Pantai Kuta dan Legian. Berbeda dengan Pantai Kuta dan pantai Legian, Pantai ini relatif lebih sepi dan tenang sehingga menjadi tempat yang tepat untuk menikmati tenggelamnya matahari di sore hari.

Kenapa pantai ini dinamakan Petitenget ini berhubungan dengan mitos Pura Petitenget yang berada di tepi pantai ini. Konon dulunya kawasan ini merupakan daerah yang angker sebelum dibangun pura. Menurut cerita pada zaman dahulu ada seorang Resi bernama Dang Hyang Nirarta. Sebelum melanjutkan perjalanaan menuju Pura Uluwatu, Dang Hyang Nirarta singgah dan bertemu denganBatara Masceti, disela sela pembicaraan terlihat bayangan hitam yang bersembunyi semak-semak setelah dipanggil keluar ternyata Bhuta Ijo. Akhirnya Bhuta Ijo diberi mandat dan kesaktian untuk menjaga peti pecanangan (tempat sirih). Saking setianya Bhuta Ijo setiap penduduk yang datang kekawasan ini untuk mencari kayu bakar dibuat sakit oleh Bhuta Ijo karena dianggap ingin mengambil peti pecanangan. Akhirnya agar makhluk gaib tersebut tidak lagi mengganggu atau mengusik ketenangan masyarakat, dibuatkan bangunan suci untuk tempat pemujaan dan diberi nama Pura Petitenget (peti artinya peti dan tenget artinya angker jadi kalau dijabarkan Petitenget mempunyai pengertian peti yang angker). Sejak saat itu karena berada dalam satu kawasan maka pantainya juga (http://wisatadewata.com/article/wisata/pantai-petitenget)

Kebetulan beberapa waktu lalu aku diculik oleh salah seorang teman untuk menemaninya menikmati indahnya sunset di Pantai Petitenget dan mengabadikannya dengan kameraku. Berikut sedikit gambaran dari lensa kameraku

Grey 2013







Hobby Baru Si Grey

Cuaca malam ini begitu panas di Bali yang membuatku tidak bisa tidur dan jadilah ditinggal bo2 sama si Udul2. Nonton tv tp ga ada acara yang bermutu, dengerin radio, ga ada yg menarik programnya. Fhiuuuh, jadilah kuhidupkan lappie sambil duduk bersandar di sofa dan diiringi lagu2 koleksi mp3 yg kuputar dari home theater di kamar.

Malam ini aku mau sharing hobby baruku yaitu gowes. Jadi ceritanya dua bulan lalu ada seorang teman lama yang lagi kecanduan gowes dan akhirnya mengajakku serta. Awalnya aku bingung karena tidak punya sepeda gayung (MTB) jadi aku minta ijin si Udul2 buat beli sepeda baru dan kebetulan dia juga mendukung keinginanku (maklum dia itu punya obsesi membuat aku kurus). Jadilah aku survey ke beberapa toko sepeda tapi anehnya dari sekian banyak pilihan, tidak ada satupun yang nyangkut dihatiku. Akhirnya aku meminta advice dari bokap siapa tau dia punya kenalan yang punya toko sepeda. Tidak lama setelah aku mengutarakan keinginanku untuk membeli sepeda gunung kepada bokap, tiba2 di garase rumah terpampang sebuah sepeda gayung berwarna hijau stabilo.  Dan yang lebih membuatku kaget adalah ternyata sepeda yang aku lihat itu adalah sepeda gayungku jaman SMP dulu yang sudah di perbaiki dan di cat ulang oleh bokap ( bokapku the best lah). Memang hasilnya tidak sebagus sepeda gunung baru tapi aku benar2 jatuh cinta pada si hijau itu.

Akhirnya hari yang dijanjikan oleh temanku untuk bersepeda bareng pun tiba juga. Setelah berpamitan dengan si Udul2 dan dengat semangat 45 yang membara, perlahan tapi pasti ku kayuh sepedaku. Aku masih ingat rute awal pertama kali aku gowes adalah Denpasar – Legian – Denpasar sejauh 10 km (pp) yang aku tempuh dengan waktu 1,5 jam (pp). Begitu sampai di rumah, tulang2 di sekujur tubuhku terasa mau copot semua dan yang paling parah, aku harus menahan pegal di bokongku selama tiga hari tiga malam (menyebalkan).

Beberapa hari setelah kejadian tersebut, aku mencoba gowes dengan menempuh rute2 pendek sekitar rumahku. Tanpa terasa, perlahan tubuhku mulai bisa menyesuaikan dengan kegiatan baruku ini dan impact nya adalah aku seperti ketagihan untuk mencoba rute2 baru yang lebih jauh, lebih jauh, dan lebih jauh lagi. Untuk hari kerja, aku biasanya gowes setelah pulang kerja dari pukul 6 sore sampai pukul 8 malam dan rutenya selalu sama yaitu Denpasar-Imam Bonjol-Nakula-Sunset Road-Bypass Ngurah Rai-Denpasar setiap 2 hari sekali. Sedangkan untuk weekend (sabtu-minggu) aku bisa gowes 2 kali dalam sehari yaitu dipagi dan sore hari dan rutenya bervariasi seperti daerah Seminyak, Legian, Kuta, Sanur dan sekitarnya.
Adapun rute terjauh yang pernah aku tempuh adalah pada hari sabtu lalu yaitu Denpasar-Pemogan-Bypass Ngurah Rai-Sanur-Danau Tempe-Sidakarya-Sesetan-Denpasar dengan total jarak kurang lebih 25 km dan memakan waktu 2 jam. Dalam perjalanan tersebut, aku menyempatkan diri untuk mampir di Pantai Merta Sari Sanur untuk menikmati sunrise dengan melewati kawasan mangrove.

Hari ini pun sepulang kerja aku gowes dengan tujuan melihat sun set di pantai 66 (double six) Legian. Berhubung jam 6 sore aku baru berangkat dari rumah jadi begitu sampai di tkp , matahari sudah tidak terlihat lagi. Tapi tak apa, setidaknya aku bisa mengurangi sedikit kepenatan pikiranku karena pekerjaan dengan gowes.


Grey 2013